Kompas.com - Badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat (FDA)
akan mewajibkan produsen obat penurun kolesterol golongan statin untuk
menyatakan di kemasan adanya efek samping peningkatan risiko diabetes.
Keputusan tersebut diambil setelah banyaknya laporan dari pasien yang
mengonsumsi statin mengalami kenaikan gula darah. "FDA juga mengetahui
adanya studi yang menunjukkan statin terkait dengan peningkatan risiko diabetes
melitus," demikian pernyataan FDA yang dikeluarkan Selasa (28/2).
Beberapa obat penurun kolesterol golongan statin diantaranya adalah Lipitor,
Pravachol, Crestor, Zocor, dan beberapa obat generik lainnya.
"Kami ingin agar petugas kesehatan dan pasien mendapatkan informasi yang
lengkap mengenai risiko statin. Namun pasien juga harus diyakinkan bahwa obat
ini bermanfaat untuk menurunkan kolesterol," kata Mary Parks, direktur FDA
divisi metabolisme dan endokrinologi.
Perusahaan farmasi sendiri mengatakan bahwa penggunaan statin yang
dikombinasikan dengan pola makan yang baik dan olahraga akan efektif untuk
menurunkan kolesterol.
Revisi lain yang akan dilakukan dalam kemasan obat statin adalah dihapuskannya
anjuran bagi pasien untuk melakukan pemeriksaan enzim liver. Menurut FDA, enzim
liver bisa diukur sebelum pasien mulai mengonsumsi statin.
"Gangguan serius pada liver akibat statin sangat jarang dan sulit
diprediksi," kata FDA. Meski begitu pasien harus melaporkan pada dokter
jika mengalami gejala gangguan liver, seperti nyeri perut, kelelahan,
berkurangnya nafsu makan, warna urin pekat, atau warna kulit menguning.
FDA juga mengatakan adanya risiko penurunan daya ingat dan kebingungan jika
mengonsumsi statin, namun risiko itu bisa dihilangkan jika konsumsi statin
dihentikan.
>
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar